Rabu, 15 Juli 2009

Cyber City Untuk Jakarta, Kenapa Tidak?
Dipublikasi pada Wednesday, 18 July 2007 oleh ujangth
Penulis ujangth Sebagai ibu kota negara, jakarta tak pernah diam membangun dirinya dalam berbagai sektor pembangunan. Dalam usianya yang ke-480 tahun ini, wajah Jakarta terus dipoles sedemikian cantiknya agar bisa sejajar dengan kota-kota besar lainya di dunia. Berbagai infrastruktur pun dibangun dan dikembangkan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan aktivitas penduduknya. salah satu yang disorot saat ini adalah pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK). untuk bidang yang satu ini, Indonesia bisa dibilang tertinggal jauh dari negara-negara tetangganya. Namun demikian, tidak berarti bahwa indonesia tak mampu mengejar ketertinggalannya. persoalannya adalah terletak pada kemauan politik yang kuat dari pemerintah untuk membangun infrastruktur pendukungnya termasuk juga pengembangan sumber daya di bidang TIK tersebut.
Khusus untuk ibukota negara, hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi. mengapa demikian? karena pertama jakarta merupakan barometer kota metropolitan berskala internasional di mana segala kegiatan negara dan pemerintahan berada di kota ini. kedua, mobilitas kerja warganya sangat tinggi dan serba cepat sehingga memerlukan teknologi informasi dan komunikasai yang mampu mempercepat penyelesaian tugas-tugasnya. ketiga ada kecenderungan atau tren perubahan model kerja masyarakat ke arah yang lebih dinamis sehingga mereka bisa bekerja secara fleksibel kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi.
yang terakhir inilah yang kini menjadi harapan sebagian warga jakarta kepada pemerintah DKI agar bisa menyediakan fasilitaas hot spot wifi untuk layanan internet gratis tanpa kabel di sejumlah tempat di jakarta yang banyak dilalui atau dikunjungi masyarakat. Intinya masyarakat mendambakan kota jakarta bisa “disulap” menjadi cyber city sehingga mereka bisa bebas mengakses internet dan berkomunikasi dengan cepat tanpa batasan tempat, ruang dan waktu. Pertanyaanya, apakah mungkin menjadikkan jakarta sebagai Cyber City untuk kondisi saat ini? jawabannya mungkin saja kenapa tidak? tentunya implementasi ini harus diikuti dengan aturan penggunaan internet secara ketat di ruang-ruang terbuka umum. seperti tidak mengakses situs-situs porno secara terbuka dan lain-lain. yang terpenting lagi keamanan ruang terbuka umum harus benar-benar terjamin sehingga masyarakat tidak merasa khawatir menggunakan laptopnya secara bebas diruang terbuka tersebut.
CyberCity merupakan salah satu konsep kota moderenberbasis teknologi informasi yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia. ini sebagai konsekuensi logis dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mengakses informasi dan berkomunikasu dengan mudah dan cepat sebagai bagian dari kota modern, jakarta harus bisamenerapkan konsep cyber city untuk memenuhi kebutuhan warganya mengakses internet secara lebih luas dan tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu saja. Bagaimanapun juga bangsa indonesia umumnya dan warga Jakarta khususnya kini dalam berada dalam abad informaasi dimana setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjalin pergaulan secara luas baik nasional maupun internasional. Implementasi cyber city juga bisa mambantu masyarakat dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Dlam hal ini, masyarakat akan semakin pandai menggunakan internet dalam jumlah yang besar. Pemasangan hot spot wifi di sejumlah tempat terbuka seperti taman-taman kota, tempat-tempat olahraga, lokasi bandara, pelabuhan, terminal bis, pusat perbelanjaan modern, dan tempat-tempat wisata lainnya akan semakin memudahkan masyarakat untuk beraktifitas secara lebih leluasa dalam satu waktu yang bersamaan. Bekerja secara paralel mungkin itu istilah yang paling tepat bagi para profesional di ibukota. Mengapa demikian? Karena internet ini bukan lagi menjadi barang mewah yang hanya boleh digunakan oleh digunakan oleh kalangan tertentu saja, melainkan telah menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi kebanyakan warga Jakarta yang menghendaki adanya layanan cepat yang serba dijital.
Mungkin saja akan timbul efek negatif dari penerapan konsep ini. Namun sesungguhnya sisi positifnya jauh lebih besar daripada sisi negatifnya. Semua akan kembali kepada kearifan masyarakatnya dalam memanfaatkan internet untuk hal-hal yang positif dan tentunya penegakan hukum yang tegas dari aparat pemerintah untuk menindak setiap pelaku dunia maya yang tidak bermoral dan bertanggung jawab. Jadi, untuk Jakarta yang telah berumur hampir lima abad ini, rasanya tidak ada alasan untuk tidak menerapkan konsep cyber city agar citranya sebagai kota metropolitan berkelas internasional semakin terangkat dan mampu menjadi daya tarik bagi turis mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Mungkin ini juga bisa menjadi pemikiran bagi calon gubernur DKI Jakarta yang akan datang. Siapapun yang terpilih nanti hendaknya memiliki visi membangun Jakarta sebagai kota modern yang berbasis teknologi informasi

Tidak ada komentar: