Selasa, 28 Oktober 2008

ARTIKEL ROCK and ROLL

ARTIKEL ROCK and ROLL


Rock atau Rock and roll sebuah istilah yang dikenal kelahirannya lewat media musik dibelahan dunia barat . Namun apa sih sebenarnya hakekat rock itu sendiri ? Menjadi topik yang menarik untuk dibahas dan bisa jadi bahan obrolan ketika idiom-idiom tersebut dipakai ditengah kondisi masyarakat yang justru bertolak belakang dengan pesan substantif kandungannya .

Pada hakekatnya Rock and Roll adalah sebuah gerakan perlawanan yang disebut sebagai gerakan anti kemapanan pada nilai-nilai atau kredo-kredo musik yang lebih sering membatasi kebebasan kreativitas dan dianggap lebih banyak merugikan naluri untuk mengeksplorasi seni para pelakunya dibanding menghasilkan terobosan atau gagasan baru yang bisa saja menjadi sesuatu yang bermanfaat serta positif dikemudian harinya .

Karena seni itu sendiri setali mata uang dengan value dalam kehidupan maka paham rock and roll bukan lagi sebatas berbicara pada dimensi musik dan lagu semata . Meskipun perangkat instrumen yang mengusung bisa saja masih lewat media musik namun kontentnya sudah jauh menembus keluar wilayah musik dan lagu sebagai media hiburan sesuai dengan awal perkembangan dan paradigmanya disaat itu .

Musik lewat paham Rock and Roll adalah sebuah cara berkreativitas untuk membongkar semua tatanan yang ‘feodalistik’ ‘aristokratik’ ‘dogmatik’ yang membuat manusia hidup dalam batasan “mazhab” kotak-kotak istilah / gelar ataupun jabatan .

Bagi saya seseorang dengan jiwa rock and roll tidak harus identik dengan pemain band ataupun pemusik , meskipun sosoknya akan lebih tampak jelas bila yang bersangkutan kebetulan memang seorang pemusik. Seorang pengusaha atau bahkan seorang politikus tehnokrat atau profesi apa saja akan memiliki nilai lebih bila yang bersangkutan adalah penganut paham rock and roll yang saya maksud diatas . Tentu saja dia tidak harus tampak urakan , jarang mandi atau pengguna narkoba sekalipun . Orang-orang dengan katagori tersebut adalah jenis rockers yang sedang berproses namun disorientasi atau kehilangan kemampuan untuk me-manange langkah-langkah kaki.

Mengapa saya katakan positif bila mereka berjiwa rock and roll , sebab dia akan memliki daya inovasi yang tinggi untuk melakukan perubahan-perubahan yang sudah dianggap perlu harus dilakukan . Dia bukan typikal manusia yang senang berkubang , menyerah dan jadi diam pasrah diruang-ruang kegelisahan yang tak pernah bermuara .

Dalam konteks diwilayah musik saat Rock hanya dipahami sebagai ‘obyek’ laksana ruang untuk berpariwisata , maka yang tampak kasat dimata adalah orang-orang ‘culun’ manja yang sedang berteriak-teriak menentang segala bentuk kesewenang-wenangan …… , sementara pijakan kakinya berdiri diatas tumpukan kepala orang yang justru sedang tertindas . Atau juga bersuara lantang ingin mengatakan pada lingkungannya bahwa ‘ini adalah gue banget’ sambil mulutnya tetap setia menetek diputing susu “ibunya.” Jadi bisa diartikan mereka adalah rockers yang hidup dalam situasi yang dianggapnya sudah selesai dan mapan.. , ajaib sedangkan kita semua tau bahwa rockers itu ada karena anti pada “kemapanan” itu sendiri . Oleh sebab itupula tak mengherankan jika mereka tampak absurd dan tidak melahirkan getaran apapun yang bisa memberikan kontribusi “daya hidup” bagi lingkungannya.

Dalam kehidupan yang lain mungkin bisa kita analogikan yang terjadi pada masyarakat didesa atau dikampung-kampung yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan . Pada mereka yang tak terpengaruh dengan mewahnya pakaian yang kita kenakan , atau mereka yang dengan santainya selalu bertelanjang dada bila bertemu dengan siapa saja , tanpa pernah merasa menghina ataupun dihina , mereka yang menjalani hidup dengan perjuangan yang keras dan lain sebagainya . Mengapa bisa demikian ?
Sebab mereka menilai value manusia bukan dari pembungkusnya , yang mungkin juga tanpa mereka sadari bahwa memang pembungkusnya itulah yang kerapkali menyesatkan mata kita . Kelompok-kelompok tersebut jauh lebih reaktif untuk saling bergotong-royong ataupun membela kepentingan bagi hidup diantara sesamanya . Mereka-mereka itulah yang tak berpikir panjang lebar lagi untuk berani melakukan terobosan-terobosan adat istiadatnya jika dianggapnya adat-istiadat tersebut sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan jamannya .

Nah….bagi saya itulah esenssi Rock and Roll yang saya pahami . Justru orang kampung itu jauh lebih rockers dibanding dengan anak-anak band yang teriak-teriak lantang dipanggung-panggung hiburan musik Indonesia. Sekali lagi saya ingin katakan bahwa Rock adalah substansi perlawanan pada kondisi kemapanan yang membelenggu , bukan tehnis ataupun lifestyle yang digunakan sebagai cara untuk menyampaikan pesan saja , apalagi pesan hiburan dengan muatan cinta antar aku dan si dia semata . Dan bila ada yang bertanya pada saya tentang musik rock di Indonesia , jawaban saya selalu demikian. Perkembangan musik rock di Indonesia sudah tereduksi maknanya .

Dalam konteks yang lain lagi , birokrat atau politikus misalnya …hehe…rasanya tak perlu saya jelaskan lagi , anda boleh meneruskannya sendiri ..
Karena itu pula …memang cocok kalau mereka lebih senang berjoget dangdut sambil melirik-lirik bermain mata …. ‘assooyyy’….., katanya .

Tidak ada komentar: